Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2008

Teori Sastra

Berbagai pendekatan sastra Oleh: Mr Marjan 1. Pendekatan biografis Wellek dan Warren dalam Theory of Literature menyatakan bahwa pendekatan biografis merupakan teori tertua dalam kajian sastra. Pendekatan ini terkait dengan latar belakang pengarang dan proses kreatif. Pendekatan biografi diarahkan sebagai representasi atau membaca teks sastra sebagai teks hidup pengarang. Pendekatan biografis ramai di Barat dalam pembicaraan sastra pada abad ke-19. Pendekatan ini lalu dianggap rentan dengan kelemahan dan kesalahan. Pada awal abad ke-20 teori ini jarang dipakai dala pembacaan dan penilaian teks sastra. Pelupaan atau penyingkiran ini justru memberi kemungkinan kejutan ketika ada yang mau memakai kembali dengan ramuan-ramuan tambahan atau pencanggihan tertentu. Kebutuhan terhadap keterangan utuh atau totalitas teks sastra dan pengarang bisa ditemukan dengan penedekatan biografi. 2. Pendekatan Psikologis Psikoanalisis dalam sastra memiliki empat kemungkinan pengertian. Yang pertama adalah

Hubungan Membaca dengan Menyimak

HUBUNGAN MEMBACA DENGAN MENYIMAK Oleh: Mr Marjan A. Hubungan Membaca dengan Menyimak Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan (1994:2) menuliskan hubungan penting antara membaca dan menyimak antara lain: 1. Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh sang guru melalui bahasa lisan. 2. menyimak merupakan cara atau mode utama bagi pelajaran lisan ( verbalized learning) selama tahun-tahun permulaan di sekolah. 3. kosa kata atau perbendaharaan kata menyimak yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik. 4. menyimak turut membantu sang anak untuk menangkap ide utama yang diajukan oleh pembicara; bagi pelajar yang lebih tinggi kelasnya, membaca lebih unggul daripada menyimak sesuatu yang mendadak dan pemahaman informasi yang terperinci. Membaca tanpa menyimak apa yang dibaca. Itulah yang kebanyakan yang dilakukan oleh orang. Pernah membaca paragraf yang sama sampai tiga kali diulang? Atau sudah selesai di paragraf terakhir tanpa

Puisi-puisi

Karena Aku Mengerti Mr. Marjan Aku mengerti ketidak mengertianmu Walau hanya di batas akalku Batas terdangkal yang aku punya darimu Cakrawala tak tergapai yang mustahil aku dapatkan Aku hanya mempermasalahkan letihmu, lelahmu, dan semua rasa yang ada di pribadimu Batas ketidak mampuanku Itulah ketidak mengertianmu Ketidak mengertian yang selalu menyesakkan dadaku Kau memberiku cinta tanpa rasa mengerti Dan kau memilikiku dengan penuh keegoisan Tapi itu aku mengerti Karena aku punya rasa Punya ketulusan Dan kesetiaan Aku punya semua rasa yang kau inginkan Rasa yang membuatku bertahan Degan ketidak mengertianmu. Cilegon, 10 November 2008

Perspektif