Apresiasi Novel Pada Sebuah Kapal
PADA SEBUAH KAPAL
Novel karya: NH Dini
Cerita di awali dengan nostalgia Sri sebagai tokoh utama terhadap ayahnya. Ia mengenang ayahnya sebagai orang yang menjadi sosok “kawan” bagi anak-anaknya. Berbeda dengan ibunya yang mendidik anak-anaknya cukup otoriter. Sri mengingat ayahnya sebagai orang yang memiliki indera keenam. Tepatnya ia memiliki bakat seni yang lumayan aneh bagi saudara-saudaranya. Namun pada saat masih ada ayahnya ini Sri tidak merasa bakat ayahnya itu mengalir juga di tubuhnya. Ia bahkan mengira dirinya terlalu pemalu, karena memang ngobrolpun jarang, hanya sekedar menjawab pertanyaan.
Akan tetapi apa yang terjadi setelah Sri masuk sekolah. Ia mengenal dunia tari. Dunia yang menjadi bagian hidupnya di masa mendatang. Darah seni ayahnya mulai terasa pada hari-hari menari. Ia rasakan kebahagiaan. Ia juga mulai menghayati keindahan benda-benda yang dulu menjadi kecintaan ayahnya. Meskipun ibunya bilang bakat menari telah diwarisi neneknya.
Awal cerita seperti ini begitu meremaja. Sebab ini adalah kisah remaja pada umumnya. Perjalanan mencari jati diri, mengenal keakuannya, ataupun bisa dikatakan mencari arti hidup.
Kemudian Sri menjadi sosok yang lincah, aktif, dan ramah.ia menjadi seorang penari sekaligus penyiar di RRI Semarang. Lalu ia pun melamar menjadi Pramugari. Mengikuti tes, yang diantaranya berupa tes lisan yakni wawancara. Akan tetapi tes yang diikutinya terhenti karena tidak lulus pemeriksaan kesehatan.
NH Dini seolah-olah menyuguhkan sosok Sri sebagai orang yang melakukan perubahan besar. Betapa tidak, pribadi yang tadinya pemalu ini kini menjadi penyiar juga penari. Pekerjaan yang harus menyingkirkan rasa malu sejauh-jauhnya. Ini tentunya merupakan perubahan yang positif. Berbeda dengan novel Namaku Hiroko yang masih ditulis NH Dini, jika dibandingkan, di sana terdapat tokoh Hiroko yang juga melakukan perubahan besar. Ia adalah gadis desa yang kemudian pindah ke kota.. Selain berganti pekerjaan mulai dari pembantu, pegawai toko, sampai menjadi model sekaligus penari telanjang di kabaret, Hiroko mengenal pria dan hubungan intim orang dewasa. Ia berubah menjadi wanita ambisius dan mementingkan penampilan. Sungguh perubahan yang negatif tentunya.
Sri ditawari menjadi wartawan. Tapi ia menolaknya. Ia lebih memilih menjadi penyiar di RRI Jakarta, dan sekaligus menjadi penari. Ia menghadiri beberapa undangan menari. Bahkan ia menari di Istana Negara. Setelah tujuh bulan menjadi penyiar, ibunya meninggal.
Keramahan Sri banyak mengundang perhatian pemuda-pemuda di jakarta. Namun ia lebih memilih Saputro. Seorang pilot ini begitu memikat hati Sri. Hubungan mereka menjadi serius sehingga merencanakan untuk menikah. Namun takdir menentukan lain. Saputro mengalami kecelakaan persawat saat terbang.
Jika kita bandingkan dengan kisah Hiroko selanjutnya, saya menemukan cerita yang hampir mirip di sini. Sebab Hiroko sempat berpacaran dengan Suprapto. Ya, namanya juga sedikit mirip. Sama halnya dengan Sri, hubungan mereka pun kandas karena perbedaan adat dan budaya mereka berdua.
Kegagalan pernikahan itu akhirnya membawa Sri ke Yogyakarta. Di sana ada Yus dan Carl yang mendekati Sri. Tapi Sri belum bisa melupakan bayangan Saputro. Keadaan ini tidak berlangsung lama. Sri mengenal seorang diplomat Perancis bernama Charles Vincent. Vincent ini begitu memikat hatinya. Ia adalah seorang yang lembut dan sangat perhatian. Sri pun menikah dengannya meskipun keluarganya tidak sepakat.
Pada alur cerita seperti ini, saya lebih tertarik membandingkan kisah hidup Sri dengan pembuat tokohnya sendiri yang tak lain adalah Nh Dini. Jika dilihat dari latar belakang pengarang novel ini, kita bisa tahu bahwa Sri adalah cerminan dari Nh Dini. Sebab pada riwayat hidupnya, Nh Dini juga menikah dengan orang Perancis yang juga pernah menjadi penyiar radio. Dan jangan lupa bahwa nama NH Dini sendiri ada “Sri”nya juga. Sebab ia bernama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin.
Namun cerita selanjutnya tidak bisa dipastikan sama dengan pengarangnya, sebab Sri akhirnya mengalami apa yang dikhawatirkan keluarganya. Sikap Vincent berubah setelah menikah. Ia menjadi sosok yang egois, kasar dan tidak mau mengalah. Sri jelas tidak bahagia. Pertengkaran sering terjadi tiap harinya sampai Sri memiliki seorang anak. Meskipun sudah ada anak, pertengkaran mereka belumlah berhenti. Hal ini bisa dilihat pada sikap Vincent ketika mendapat cuti yang kemudian mengajak keluarganya ke Perancis. Ia berangkat bersama anaknya naik pesawat sedangkan istrinya melakukan perjalanan dengan kapal laut.
Suguhan Nh Dini sampai di sini sedikit aneh. Cerita pertengkaran suami istri yang demikian sangat tidak lazim memang. Dan inilah yang menjadi menarik, sehingga novel ini diberi judul Pada Sebuah Kapal, sebab memang kisah utamanya terdapat di kapal yang dipakai Sri melakukan perjalanan ke Perancis.
Di kapal Sri berkenalan dengan seorang pelaut bernama Michel Dubanton. Ia juga orang Perancis. Mereka begitu akrab sampai-sampai Sri menceritakan keretakan rumah tangganya dengan Vincent. Ia bilang bahwa dirinya tidak bahagia bersama Vincent. Sementara Michel juga menceritakan perihal istrinya Nicole yang terlalu pencemburu. Karena perjalanan menggunakan kapal laut ini sangat lama, maka benih-benih cinta merasuki Sri dengan Michel yang sama-sama sedang dekat. Sri benar-benar jatuh cinta pada Michel, begitupun dengan Michel, ia mencintai Sri. Di atas kapal itu, mereka melakukan hubungan layaknya suami istri. Dan hal ini dilakukan berkali-kali.
Meskipun telah sampai di Perancis, hubungan Michel dengan Sri ini tetap berlanjut meski secara sembunyi-sembunyi. Apalagi saat Vincent ditugaskan ke Jepang. Sri yang juga dibawa ke Jepang oleh suaminya tiba-tiba meminta cerai. Ini artinya hubungan mereka bertambah buruk Vincent berusaha mempertahankan rumah tangganya. Akhirnya perselingkuhan Sri dengan Michel makin menjadi. Michel meminta dipindah tugaskan ke Jepang supaya bisa bersama-sama dengan Sri.
Vincent kembali bertugas di Perancis setelah tugasnya selesai. Michel meminta tugasnya di Jepang dibatalkan dan digantikan ke Perancis. Hal ini Michel lakukan semata-mata untuk bisa bersama-sama dengan Sri. Dan seterusnya perselingkuhan mereka berlanjut.
Perbandingan akhir cerita begini dengan novel namaku Hiroko bisa dikatakan mirip juga. Karena Hiroko pun menyelingkuhi seorang Pria. Ia adalah Yoshida seorang pengusaha kaya yang menjadi suami sahabatnya.
Terlepas dari perbandingan novel Pada Sebuah Kapal dengan Namaku Hiroko, atau bahkan dengan penulisnya sendiri. Novel ini pastinya enak dinikmati. Membaca kalimat-kalimatnya tidaklah membosankan. Selalu ada rasa penasaran di sana. Meski Nh Dini tidak canggung menuliskan adegan-adegan seks dalam karyanya ini. Yang menurut sebagian orang sangatlah tabu. Namun banyak pula yang menganggapnya wajar supaya lebih natural.
Novel karya: NH Dini
Cerita di awali dengan nostalgia Sri sebagai tokoh utama terhadap ayahnya. Ia mengenang ayahnya sebagai orang yang menjadi sosok “kawan” bagi anak-anaknya. Berbeda dengan ibunya yang mendidik anak-anaknya cukup otoriter. Sri mengingat ayahnya sebagai orang yang memiliki indera keenam. Tepatnya ia memiliki bakat seni yang lumayan aneh bagi saudara-saudaranya. Namun pada saat masih ada ayahnya ini Sri tidak merasa bakat ayahnya itu mengalir juga di tubuhnya. Ia bahkan mengira dirinya terlalu pemalu, karena memang ngobrolpun jarang, hanya sekedar menjawab pertanyaan.
Akan tetapi apa yang terjadi setelah Sri masuk sekolah. Ia mengenal dunia tari. Dunia yang menjadi bagian hidupnya di masa mendatang. Darah seni ayahnya mulai terasa pada hari-hari menari. Ia rasakan kebahagiaan. Ia juga mulai menghayati keindahan benda-benda yang dulu menjadi kecintaan ayahnya. Meskipun ibunya bilang bakat menari telah diwarisi neneknya.
Awal cerita seperti ini begitu meremaja. Sebab ini adalah kisah remaja pada umumnya. Perjalanan mencari jati diri, mengenal keakuannya, ataupun bisa dikatakan mencari arti hidup.
Kemudian Sri menjadi sosok yang lincah, aktif, dan ramah.ia menjadi seorang penari sekaligus penyiar di RRI Semarang. Lalu ia pun melamar menjadi Pramugari. Mengikuti tes, yang diantaranya berupa tes lisan yakni wawancara. Akan tetapi tes yang diikutinya terhenti karena tidak lulus pemeriksaan kesehatan.
NH Dini seolah-olah menyuguhkan sosok Sri sebagai orang yang melakukan perubahan besar. Betapa tidak, pribadi yang tadinya pemalu ini kini menjadi penyiar juga penari. Pekerjaan yang harus menyingkirkan rasa malu sejauh-jauhnya. Ini tentunya merupakan perubahan yang positif. Berbeda dengan novel Namaku Hiroko yang masih ditulis NH Dini, jika dibandingkan, di sana terdapat tokoh Hiroko yang juga melakukan perubahan besar. Ia adalah gadis desa yang kemudian pindah ke kota.. Selain berganti pekerjaan mulai dari pembantu, pegawai toko, sampai menjadi model sekaligus penari telanjang di kabaret, Hiroko mengenal pria dan hubungan intim orang dewasa. Ia berubah menjadi wanita ambisius dan mementingkan penampilan. Sungguh perubahan yang negatif tentunya.
Sri ditawari menjadi wartawan. Tapi ia menolaknya. Ia lebih memilih menjadi penyiar di RRI Jakarta, dan sekaligus menjadi penari. Ia menghadiri beberapa undangan menari. Bahkan ia menari di Istana Negara. Setelah tujuh bulan menjadi penyiar, ibunya meninggal.
Keramahan Sri banyak mengundang perhatian pemuda-pemuda di jakarta. Namun ia lebih memilih Saputro. Seorang pilot ini begitu memikat hati Sri. Hubungan mereka menjadi serius sehingga merencanakan untuk menikah. Namun takdir menentukan lain. Saputro mengalami kecelakaan persawat saat terbang.
Jika kita bandingkan dengan kisah Hiroko selanjutnya, saya menemukan cerita yang hampir mirip di sini. Sebab Hiroko sempat berpacaran dengan Suprapto. Ya, namanya juga sedikit mirip. Sama halnya dengan Sri, hubungan mereka pun kandas karena perbedaan adat dan budaya mereka berdua.
Kegagalan pernikahan itu akhirnya membawa Sri ke Yogyakarta. Di sana ada Yus dan Carl yang mendekati Sri. Tapi Sri belum bisa melupakan bayangan Saputro. Keadaan ini tidak berlangsung lama. Sri mengenal seorang diplomat Perancis bernama Charles Vincent. Vincent ini begitu memikat hatinya. Ia adalah seorang yang lembut dan sangat perhatian. Sri pun menikah dengannya meskipun keluarganya tidak sepakat.
Pada alur cerita seperti ini, saya lebih tertarik membandingkan kisah hidup Sri dengan pembuat tokohnya sendiri yang tak lain adalah Nh Dini. Jika dilihat dari latar belakang pengarang novel ini, kita bisa tahu bahwa Sri adalah cerminan dari Nh Dini. Sebab pada riwayat hidupnya, Nh Dini juga menikah dengan orang Perancis yang juga pernah menjadi penyiar radio. Dan jangan lupa bahwa nama NH Dini sendiri ada “Sri”nya juga. Sebab ia bernama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin.
Namun cerita selanjutnya tidak bisa dipastikan sama dengan pengarangnya, sebab Sri akhirnya mengalami apa yang dikhawatirkan keluarganya. Sikap Vincent berubah setelah menikah. Ia menjadi sosok yang egois, kasar dan tidak mau mengalah. Sri jelas tidak bahagia. Pertengkaran sering terjadi tiap harinya sampai Sri memiliki seorang anak. Meskipun sudah ada anak, pertengkaran mereka belumlah berhenti. Hal ini bisa dilihat pada sikap Vincent ketika mendapat cuti yang kemudian mengajak keluarganya ke Perancis. Ia berangkat bersama anaknya naik pesawat sedangkan istrinya melakukan perjalanan dengan kapal laut.
Suguhan Nh Dini sampai di sini sedikit aneh. Cerita pertengkaran suami istri yang demikian sangat tidak lazim memang. Dan inilah yang menjadi menarik, sehingga novel ini diberi judul Pada Sebuah Kapal, sebab memang kisah utamanya terdapat di kapal yang dipakai Sri melakukan perjalanan ke Perancis.
Di kapal Sri berkenalan dengan seorang pelaut bernama Michel Dubanton. Ia juga orang Perancis. Mereka begitu akrab sampai-sampai Sri menceritakan keretakan rumah tangganya dengan Vincent. Ia bilang bahwa dirinya tidak bahagia bersama Vincent. Sementara Michel juga menceritakan perihal istrinya Nicole yang terlalu pencemburu. Karena perjalanan menggunakan kapal laut ini sangat lama, maka benih-benih cinta merasuki Sri dengan Michel yang sama-sama sedang dekat. Sri benar-benar jatuh cinta pada Michel, begitupun dengan Michel, ia mencintai Sri. Di atas kapal itu, mereka melakukan hubungan layaknya suami istri. Dan hal ini dilakukan berkali-kali.
Meskipun telah sampai di Perancis, hubungan Michel dengan Sri ini tetap berlanjut meski secara sembunyi-sembunyi. Apalagi saat Vincent ditugaskan ke Jepang. Sri yang juga dibawa ke Jepang oleh suaminya tiba-tiba meminta cerai. Ini artinya hubungan mereka bertambah buruk Vincent berusaha mempertahankan rumah tangganya. Akhirnya perselingkuhan Sri dengan Michel makin menjadi. Michel meminta dipindah tugaskan ke Jepang supaya bisa bersama-sama dengan Sri.
Vincent kembali bertugas di Perancis setelah tugasnya selesai. Michel meminta tugasnya di Jepang dibatalkan dan digantikan ke Perancis. Hal ini Michel lakukan semata-mata untuk bisa bersama-sama dengan Sri. Dan seterusnya perselingkuhan mereka berlanjut.
Perbandingan akhir cerita begini dengan novel namaku Hiroko bisa dikatakan mirip juga. Karena Hiroko pun menyelingkuhi seorang Pria. Ia adalah Yoshida seorang pengusaha kaya yang menjadi suami sahabatnya.
Terlepas dari perbandingan novel Pada Sebuah Kapal dengan Namaku Hiroko, atau bahkan dengan penulisnya sendiri. Novel ini pastinya enak dinikmati. Membaca kalimat-kalimatnya tidaklah membosankan. Selalu ada rasa penasaran di sana. Meski Nh Dini tidak canggung menuliskan adegan-adegan seks dalam karyanya ini. Yang menurut sebagian orang sangatlah tabu. Namun banyak pula yang menganggapnya wajar supaya lebih natural.
jangan nyontek tugas dari sini okeh. kalo mau ngutip aza ya ...
BalasHapus