PENGERTIAN SINTAKSIS
Banyak para ahli menyatakan pengertian tentang sintaksis. Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata tattein yang berarti “menempatkan”. Jadi, secara etimologi berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.
PELBAGAI ALIRAN DALAM SINTAKSIS
1). Aliran Strukturalisme Amerika
Aliran strukturalisme Amerika di tokohi oleh L. Bloomfiled yang berdiri sejak tahun 1920. Aliran ini sering disebut aliran taksonomi, aliran Bloomfieldian atau aliran Post Bloomfieldain. Menurut saya aliran ini termasuk ke dalam kajian sintaksis, karena dilihat dari cara kerjanya dari kaum struktural Amerika dicirikan oleh cara kerjanya yang lebih mementingkan contoh yang objektif untuk memberikan suatu bahasa, pendekatannya pun bersifat empirik, maksudnya itu harus sesuai dengan data yang ada dan cermat sehingga apa yang akan disampaikannya itu dapat dimengerti dan di pahami oleh orang lain. Lalu, bentuk – bentuk satuan bahasa seperti Fonologi, Morfologi, dan Sintaksis harus di klasifikasikan berdasarkan distribusi.
2). Aliran Struktural
Aliran Struktural ini lahir pada abad XX. Tepatnya setelah F. Saussure (1916) melahirkan karyanya yang berjudul Course de Linguistique general. Aliran structural adalah sebutan yang diberikan pada paham bahasa yang berlandaskan pada pemikiran Behavioristik, jadi dengan didasari kepada paham behavioristik hakikat bahasa itu dipandang dari perwujudan lahiriyahnya, jadi di dalam taksonomi gramatika disusun dari tataran terendah berupa fonem, morfem, kata, frasa, klausa, sampai tataran tertinggi yang berupa kalimat. Pada aliran structural dianut oleh M.Ramlan, Samsuri, dan sebagainya.
3). Aliran Tagmemik
Aliran Tagmemik adalah sebuah paham yang dikembangkan oleh pasangan suami istri, Kenneth Lee dan evelyen G. Pike. Dosen pada University of texas at Arlington dan sebagai direktur SIL ( Summer Institute of Linguistics) yang teori – teorinya di tuangkan dalam buku gramatikal analsys (1977), penamaan “Tagmemik” berangkat dari konsep tagmen, tagmen adalah bagian dari konstruksi gramatikal denagn empat macam kelengkapan spesifikasi analisis, yauitu: Slot (Gatra atau tempat kosong didalam struktur yang didisi oleh fungsi tagmen), kelas (wujud nyata dari slot berupa satuan lingual), peran (ciri atau benda penanda yang merupakan pembawa fungsi tagmen) dan kohesi (keutuhan atau ciri atau penanda tagmen yang menjadi pengontrol hubungan antar tagmen). Toeri tagmen ini bersifat universal dalam arti berlaku bukan hanya untuk semua bahasa tetapi, berlaku untuk semua bidang kehidupan manusia. Aliran tagmetik ini dianut oleh oleh Lee Pike, Evelyen G. Pike serta Dan Allen.
4). Aliran Tradisional
Pada aliran tradisional diberikan kepada para ahli bahasa yang menganut teori – teori bahasa yang dikemukakan ole Plato dan Aristoteles. Didalam aliran tradisional iniada konsep – konsep tata bahasa tradisional, yang mana konsep – konsep tata bahasanya itu disusun dengan mengikuti dengan pola – pola dan kaidah – kaidah tata bahasa latin yang lebih banyak melibatkan logika (filsafat). Mencampuradukan antara tuturan dan tulusan. Jadi, secara otomatis antara fonem dengan huruf itu menjadi satu, misalnya vokal dapat didefinisikan sebagai huruf mati. Vokal dan konsonan seharusnya berurusan dengan fonem yang dihasilkan dengan alat ucap, sedangkan huruf berurusan dengan pena dan kertas. Jadi, menurut kaum tradisional berkeyakinan bahwa bahasa sejajar atau sama saja dengan logika. Pada Aliran tradisional diautoleh beberapa tokoh seperti Madong Lubis, STA, Tarjan Hadidjaja dan sebagainya.
SATUAN DALAM SINTAKSIS
1. Kata
Kata adalah bagian kalimat yang nerupakan kesatuan yang terkecil, yang dapat berdiri sendiri dan mengandung suatu pengertian. Jika suatu kalimat kita penggal – penggal, kita akan mendapatkan penggalan yang terkecil, tetapi tetap memiliki arti dan dapat berdiri sendiri, penggalan atau bagian yang terkecil itulah yang disebut kata.
Misalnya: “Manusia membuat alat pengangkutan bermesin”
Bagian terkecil atau lata – katanya, misalnya, dalam kalimat diatas adalah manusia, membuat, alat, pengangkutan, dan bermesin. Jadi kata itu merupakan satuan yang bersama – sama dengan morfem termasuk kedalam wilayah kajian morfologi. Perbedaannya dapat dirumuskan oleh pernyataan bahwa morfem merupakan satuan terkecil dalam morfologi sedangkan kata merupakan satuan terbesar.
2. Frasa
Frasa merupakan satuan linguistik yang terdiri atas gabungan kata yang tidak predikatif dan dapat menduduki salah satu fungsi dalam kalimat, atau dengan kata lain satu konstruksi ketatabahasaan, yang terdiri atas dua kata atau lebih. Contohnya: “ hari ini panas seklali, ya?, dari ujaran tersebut yang mengandung satuan frasa “hari ini” dan panas sekali. Frasa dalam tataran ilmu bahasa termasuk kedalam wilayah kajian sintaksis.
3. Klausa
Kalusa merupakan satuan linguistik yang sekurang-kurangnya terdiri atas fungsi subjek (s) dan prediakt (p), dan berpotensi menjadi kalimat, dikatakan berpotensi menjadi kalimat karena sesungguhnya klausa jika diberi intonasi final (dalam konvensi tulis berupa tanda baca titik, tanda seru, dan tanda Tanya) akan berubah menjadi satuan kalimat, klausa dapat dibedakan berdasarkan distribusi dan satuannya, klausa dapat dibedakan menjadi klausa bebas dan klausa teriakat berdasarkan fungsinya, klausa dapat di bedakan menjadi klausa subjek, klausa objek, dan klausa keterangan dan klausa perlengkapan. Pada umunya klausa, baik tunggal maupun jamak berpotensi menjadi kalimat. Kalimat inti terdiri atas klausa tunggal, sedangkan klausa majemuk terdiri atas lebih dari satu klausa. Oleh karena itu, kalimat majemuk terdiri atas klausa – klausa yang saling berhubungan.
4). Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relative berdiri sendiri, mempunyai intonasi final (kalimat lsan) dan secara actual ataupun potensial terdiri atas klausa, dapat dikatakan bahwa kalimat membicarakan hubungan-hubungan antara sebuah klausa dengan klausa yang lain. Jika di lihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat berupa subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Menurut bentuknya kalimat dibedakan menjadi kalimat tunggal, kalimat tunggal dan perluasannya serta kalimat majemuk. Kalimat majemuk dibedakan menjadi kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
MORFOLOGI DAN SINTAKSIS
Sintaksis ialah ilmu yang mempelajari hubungan antara kata / frase / klausa / kalimat yang satu dengan kata / frase / klausa / kalimat yang lain. Sebagai contoh misalnya pada kalimat : “Ia akan mengadakan perjalanan jauh”, kata “ia” sebagai subyek dengan frase “akan mengadakan” sebagai predikat dengan frase perjalanan jauh sebagai obyeknya termasuk dalam bidang sintaksis. Dari satuan wacana, kalimat, klaus, frase dibicarakn dalam sinksis. Sedangkan kata dan morfem dibicarakan dalam morfologi. Dalam morfologi, morfem merupakan satuan terkecil dan kata sebagai satuan terbesarnya, sedangkan dalam sintaksis kata menjadi satuan yang terkecil yang membentuk satuan-satuan gramatikal yang lebih besar.
SINTAKSIS BAGIAN DARI GRAMATIKA
Morfologi bersama-sama dengan sintaksis merupakan bagian dari subsistem gramatika (grammar) atau tata bahasa. Dalam wawasan kebahasaan atau dalam studi linguistik, grammar mengacu kepada simpulan umum tentang keteraturan dan ketidakteraturan yang ada dalam bahasa.
Sumber buku bacaan :
- Afin, Zaenal dan Junaiyah,H. M .2008.sintaksis.jakarta:Grasindo.
Halaman 1-10 tentang pengertian sintaksis dan satuan dalam sintaksis.
- Ramlan.1985.Ilmu Bahasa Indonesia:Sintaksis.Yogyakarta:CV.Karyono.
Dari halaman 18- 20 tentang hubungan sintaksis dengan morfologi serta pengertiannya.
- Suherlan dan Odien R. 2003. Ihwal Ilmu Bahasa dan Cakupannya. Banten: Untirta Press dari halaman 71 – 84 tentang pelbagai Aliran yang dikaji dalam sintaksis.
PELBAGAI ALIRAN DALAM SINTAKSIS
1). Aliran Strukturalisme Amerika
Aliran strukturalisme Amerika di tokohi oleh L. Bloomfiled yang berdiri sejak tahun 1920. Aliran ini sering disebut aliran taksonomi, aliran Bloomfieldian atau aliran Post Bloomfieldain. Menurut saya aliran ini termasuk ke dalam kajian sintaksis, karena dilihat dari cara kerjanya dari kaum struktural Amerika dicirikan oleh cara kerjanya yang lebih mementingkan contoh yang objektif untuk memberikan suatu bahasa, pendekatannya pun bersifat empirik, maksudnya itu harus sesuai dengan data yang ada dan cermat sehingga apa yang akan disampaikannya itu dapat dimengerti dan di pahami oleh orang lain. Lalu, bentuk – bentuk satuan bahasa seperti Fonologi, Morfologi, dan Sintaksis harus di klasifikasikan berdasarkan distribusi.
2). Aliran Struktural
Aliran Struktural ini lahir pada abad XX. Tepatnya setelah F. Saussure (1916) melahirkan karyanya yang berjudul Course de Linguistique general. Aliran structural adalah sebutan yang diberikan pada paham bahasa yang berlandaskan pada pemikiran Behavioristik, jadi dengan didasari kepada paham behavioristik hakikat bahasa itu dipandang dari perwujudan lahiriyahnya, jadi di dalam taksonomi gramatika disusun dari tataran terendah berupa fonem, morfem, kata, frasa, klausa, sampai tataran tertinggi yang berupa kalimat. Pada aliran structural dianut oleh M.Ramlan, Samsuri, dan sebagainya.
3). Aliran Tagmemik
Aliran Tagmemik adalah sebuah paham yang dikembangkan oleh pasangan suami istri, Kenneth Lee dan evelyen G. Pike. Dosen pada University of texas at Arlington dan sebagai direktur SIL ( Summer Institute of Linguistics) yang teori – teorinya di tuangkan dalam buku gramatikal analsys (1977), penamaan “Tagmemik” berangkat dari konsep tagmen, tagmen adalah bagian dari konstruksi gramatikal denagn empat macam kelengkapan spesifikasi analisis, yauitu: Slot (Gatra atau tempat kosong didalam struktur yang didisi oleh fungsi tagmen), kelas (wujud nyata dari slot berupa satuan lingual), peran (ciri atau benda penanda yang merupakan pembawa fungsi tagmen) dan kohesi (keutuhan atau ciri atau penanda tagmen yang menjadi pengontrol hubungan antar tagmen). Toeri tagmen ini bersifat universal dalam arti berlaku bukan hanya untuk semua bahasa tetapi, berlaku untuk semua bidang kehidupan manusia. Aliran tagmetik ini dianut oleh oleh Lee Pike, Evelyen G. Pike serta Dan Allen.
4). Aliran Tradisional
Pada aliran tradisional diberikan kepada para ahli bahasa yang menganut teori – teori bahasa yang dikemukakan ole Plato dan Aristoteles. Didalam aliran tradisional iniada konsep – konsep tata bahasa tradisional, yang mana konsep – konsep tata bahasanya itu disusun dengan mengikuti dengan pola – pola dan kaidah – kaidah tata bahasa latin yang lebih banyak melibatkan logika (filsafat). Mencampuradukan antara tuturan dan tulusan. Jadi, secara otomatis antara fonem dengan huruf itu menjadi satu, misalnya vokal dapat didefinisikan sebagai huruf mati. Vokal dan konsonan seharusnya berurusan dengan fonem yang dihasilkan dengan alat ucap, sedangkan huruf berurusan dengan pena dan kertas. Jadi, menurut kaum tradisional berkeyakinan bahwa bahasa sejajar atau sama saja dengan logika. Pada Aliran tradisional diautoleh beberapa tokoh seperti Madong Lubis, STA, Tarjan Hadidjaja dan sebagainya.
SATUAN DALAM SINTAKSIS
1. Kata
Kata adalah bagian kalimat yang nerupakan kesatuan yang terkecil, yang dapat berdiri sendiri dan mengandung suatu pengertian. Jika suatu kalimat kita penggal – penggal, kita akan mendapatkan penggalan yang terkecil, tetapi tetap memiliki arti dan dapat berdiri sendiri, penggalan atau bagian yang terkecil itulah yang disebut kata.
Misalnya: “Manusia membuat alat pengangkutan bermesin”
Bagian terkecil atau lata – katanya, misalnya, dalam kalimat diatas adalah manusia, membuat, alat, pengangkutan, dan bermesin. Jadi kata itu merupakan satuan yang bersama – sama dengan morfem termasuk kedalam wilayah kajian morfologi. Perbedaannya dapat dirumuskan oleh pernyataan bahwa morfem merupakan satuan terkecil dalam morfologi sedangkan kata merupakan satuan terbesar.
2. Frasa
Frasa merupakan satuan linguistik yang terdiri atas gabungan kata yang tidak predikatif dan dapat menduduki salah satu fungsi dalam kalimat, atau dengan kata lain satu konstruksi ketatabahasaan, yang terdiri atas dua kata atau lebih. Contohnya: “ hari ini panas seklali, ya?, dari ujaran tersebut yang mengandung satuan frasa “hari ini” dan panas sekali. Frasa dalam tataran ilmu bahasa termasuk kedalam wilayah kajian sintaksis.
3. Klausa
Kalusa merupakan satuan linguistik yang sekurang-kurangnya terdiri atas fungsi subjek (s) dan prediakt (p), dan berpotensi menjadi kalimat, dikatakan berpotensi menjadi kalimat karena sesungguhnya klausa jika diberi intonasi final (dalam konvensi tulis berupa tanda baca titik, tanda seru, dan tanda Tanya) akan berubah menjadi satuan kalimat, klausa dapat dibedakan berdasarkan distribusi dan satuannya, klausa dapat dibedakan menjadi klausa bebas dan klausa teriakat berdasarkan fungsinya, klausa dapat di bedakan menjadi klausa subjek, klausa objek, dan klausa keterangan dan klausa perlengkapan. Pada umunya klausa, baik tunggal maupun jamak berpotensi menjadi kalimat. Kalimat inti terdiri atas klausa tunggal, sedangkan klausa majemuk terdiri atas lebih dari satu klausa. Oleh karena itu, kalimat majemuk terdiri atas klausa – klausa yang saling berhubungan.
4). Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relative berdiri sendiri, mempunyai intonasi final (kalimat lsan) dan secara actual ataupun potensial terdiri atas klausa, dapat dikatakan bahwa kalimat membicarakan hubungan-hubungan antara sebuah klausa dengan klausa yang lain. Jika di lihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat berupa subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Menurut bentuknya kalimat dibedakan menjadi kalimat tunggal, kalimat tunggal dan perluasannya serta kalimat majemuk. Kalimat majemuk dibedakan menjadi kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
MORFOLOGI DAN SINTAKSIS
Sintaksis ialah ilmu yang mempelajari hubungan antara kata / frase / klausa / kalimat yang satu dengan kata / frase / klausa / kalimat yang lain. Sebagai contoh misalnya pada kalimat : “Ia akan mengadakan perjalanan jauh”, kata “ia” sebagai subyek dengan frase “akan mengadakan” sebagai predikat dengan frase perjalanan jauh sebagai obyeknya termasuk dalam bidang sintaksis. Dari satuan wacana, kalimat, klaus, frase dibicarakn dalam sinksis. Sedangkan kata dan morfem dibicarakan dalam morfologi. Dalam morfologi, morfem merupakan satuan terkecil dan kata sebagai satuan terbesarnya, sedangkan dalam sintaksis kata menjadi satuan yang terkecil yang membentuk satuan-satuan gramatikal yang lebih besar.
SINTAKSIS BAGIAN DARI GRAMATIKA
Morfologi bersama-sama dengan sintaksis merupakan bagian dari subsistem gramatika (grammar) atau tata bahasa. Dalam wawasan kebahasaan atau dalam studi linguistik, grammar mengacu kepada simpulan umum tentang keteraturan dan ketidakteraturan yang ada dalam bahasa.
Sumber buku bacaan :
- Afin, Zaenal dan Junaiyah,H. M .2008.sintaksis.jakarta:Grasindo.
Halaman 1-10 tentang pengertian sintaksis dan satuan dalam sintaksis.
- Ramlan.1985.Ilmu Bahasa Indonesia:Sintaksis.Yogyakarta:CV.Karyono.
Dari halaman 18- 20 tentang hubungan sintaksis dengan morfologi serta pengertiannya.
- Suherlan dan Odien R. 2003. Ihwal Ilmu Bahasa dan Cakupannya. Banten: Untirta Press dari halaman 71 – 84 tentang pelbagai Aliran yang dikaji dalam sintaksis.
Komentar
Posting Komentar