ANALISIS STRUKTUR PUISI “RESTORAN DARI BAHASA ASING” KARYA AFRIZAL MALNA (angkatan 80-an)
Afrizal Malna
Restoran dari Bahasa Asing
Aku dengar batu dilemparkan ke ruang tamu. Paru-paru penuh sapi, mencari jalan raya dan megapon. Tak ada orang sikat gigi malam itu, atau menyisir rambut, seperti dugaanmu penuh batu dari masa lalu. Mulutku penuh lendir, virus stadium lima, menyusun biografimu dari sepatu. Seperti pikiranmu yang mencari tanah air selalu: penuh serdadu, kapal dagang, dan anti-biotika.
Ah, ada tamu yang lain, bikin restoran dari bahasa asing. Mereka saling menggosok sepatu di tiang listrik. Padahal aku telah jadi dirimu juga, ikut bernyanyi pula lagu-l;agu sendu, dengan baju sertaus ribu. Mengenakan juga gaya hidup Ani, di antara Sri dan Ayu: Fajar yang tenggeleam dalam tubuhmu. Di situ aku dengar bahasa tak henti-henti jadi orang asing, penuh lemari, kursi, gas dan minyak.
Aduh, udara penuh cemburu, tali sepatu, kaos kaki, obrolan tiga ribu perak. Tetapi aku dengar kepalamu berevolusi jadi jamur, jadi batu, jadi kamar mandi di malam hari. Ah, koran pagi, terasa jadi tiang listrik di situ, untuk pernyataan politik, tiga ribu perak.
Udara penuh hair spray, virus terluka. Aiih, mari, jangan sombong. Kepalamu penuh batu, menghuni ruang tamu tak terjaga. (1991)
ANALISIS STRUKTUR PUISI
- diksi,
hampir keseluruhan dengan pilihan kata yang tidak biasanya. Tidak mudah dipahami. Harus dilakukan kajian yang mendalam untuk memahaminya.
- citraan atau pengimajian
- citraan pendengaran
Aku dengar batu dilemparkan ke ruang tamu
Tetapi aku dengar kepalamu berevolusi jadi jamur, jadi batu, jadi kamar mandi di malam hari.
- Citraan penglihatan
Tak ada orang sikat gigi malam itu, atau menyisir rambut,
Ah, ada tamu yang lain, bikin restoran dari bahasa asing. Mereka saling menggosok sepatu di tiang listrik
- Citraan rasa (taste imagery)
Mulutku penuh lendir, virus stadium lima,
- bahasa bermajaz
- Perbandingan
Mulutku penuh lendir, virus stadium lima, menyusun biografimu dari sepatu. Seperti pikiranmu yang mencari tanah air selalu:
- metafora
Paru-paru penuh sapi
Ah, koran pagi, terasa jadi tiang listrik di situ, untuk pernyataan politik, tiga ribu perak.
Kepalamu penuh batu, menghuni ruang tamu tak terjaga
- Hiperbola
Udara penuh hair spray,
- personifikasi
Aduh, udara penuh cemburu, tali sepatu, kaos kaki, obrolan tiga ribu perak.
- tipografi
puisi Karya Afrizal Malna ini masih mengikuti pola tipografi pada umumnya. Bisa diartikan, bahwa penyair memiliki kesederhanaan dalam penyusunan bentuk puisinya, namun tentu tidak dengan isinya. Pada puisi ini, isinya sangat kuat dan penuh nilai-nilai filosofis yang dalam.
Komentar
Posting Komentar