Cinta Wendi untuk Selma
Cerpen oleh: Marjan Fariq
Wendi hanyalah siswa yang tidak diperhitungkan di SMAN 1  Tangerang. Ia pun menyadarinya betapa ia begitu buruk nasibnya. Selain berwajah kurang tampan, Wendi juga serba kekurangan dalam hal ekonomi. Maklumlah, bapaknya hanya sopir kendaraan roda tiga tanpa mesin alias tukang becak. Kalaulah anak ini sedikit pintar, mungkin ada beberapa orang yang mau jadi temannya. Namun sayang, dia memang benar-benar serba kekurangan. Pernah tidak naik kelas sewaktu kelas 10 membuatnya terlihat tua dibanding teman kelasnya yang lain. Kini di kelas 12 ia bersiap menghadapi Ujian Nasional yang tinggal tiga bulan lagi. Tapi sepertinya ada virus yang akan menghalanginya, virus cinta.
Entah kenapa sejak bertemu Selma di alun-alun Wendi tidak bisa melupakannya. Meski Wendi menyadari dirinya yang tidak mungkin disukai Selma, tapi ia tak dapat memungkiri keinginan besarnya. Yaitu memacari Selma, anak kelas 11 yang cantiknya luar biasa. Menurut daftar schedule milik Wendi, ia akan melakukan perjudian besok. Menembak Selma.
“Lo gak usah nekat lah brow. Kalau teman-teman sekelas tau lo nembak si Selma lalu lo ditolak, bisa diejek seumur hidup lo.” Saran Koko satu-satunya teman setia Wendi karena senasib dengannya.
“Gue ngak peduli Ko. Cinta itu memang buta dan harus diperjuangkan.” Jawab Wendi optimis.
“Gue udah sering ditolak sama beberapa cewek, gue juga selalu diejek sama temen-temen lain Ko. Gue udah kebal dengan hal-hal sepele semacam itu. Gue itu ngak mau kayak lo yang bisanya ngelamunin cinta lo tanpa mengungkapkannya.” Lanjutnya panjang lebar.
“Ah sembarangan lo ngomong ya. Gue tuh sadar diri nggak kayak lo. Kalau tau bakal ditolak ngapain ngelakuin hal sia-sia brow.”
“Kok lo yakin banget gue bakal ditolak sih. Bukannya ngedukung. Bukannya mau ngajarin ya Ko, tapi lu kudu inget nih nasihat gue. Cewek yang baik itu nggak liat tampang nggak liat duit. Tapi dia tuh liatnya hati.” Kata Wendi sambil menunjuk ke dadanya.
“Kita sebagai cowok tidak usah repot-repot ngerombak penampilan. Yang musti kita lakukan tuh ya, pertama,  jadi sosok humoris. Trus kedua, jadi pendengar yang baik. Trus jadi orang yang punya minat yang sama. Trus yang ke berapa lagi ya?”
“keempat!”
“Iya yang keempat em… apa yah. Oh ya, badan lo harus gede kayak Ade Ray tapi itu bisa diurus nanti. Haha.”
“kata siapa tuh? Jangan-jangan lo baru ngarang brow?” komentar Koko yang sebenarnya bernama Jeriko.
“Hehe emang.”***
Besoknya sepulang sekolah, Wendi menemui Selma yang masih di kelasnya sambil membawa bunga mawar. Di hadapan beberapa temannya yang masih ada di kelas Wendi bermaksud nembak Selma.
“Gue udah lama suka sama kamu Selma. Maukah kamu jadi pacar aku Selma.”Kata Wendi dengan berani sembari memberikan bunganya.
“Kak Wendi berani amat nembak Selma di sini. Tapi maaf ya kak. Selma tuh ngak punya alasan buat nerima kak Wendi.” Jawab Selma tegas.
Gelak tawa membahana seisi kelas setelah hening beberapa saat. Besoknya kabar mengenai penolakan Selma pun dengan cepat tersebar ke seluruh sekolah. Bahkan ada Koran lokal yang memuatnya karena dianggap cukup menarik. The Beast suka sama TheBeauty tapi cintanya ditolak. Begitu kira-kira temanya.
Tidak biasanya Wendi begitu terpukul dengan kejadian itu. Ia yang memang menyadari akan ditolak semestinya tidak perlu merasa sakit hati. Tetapi, ia juga manusia biasa yang tak akan tahan diejek dengan keterlaluan. Bahkan kini seluruh kota tahu siapa Wendi. Bocah jelek yang tak tahu diri.
Hari-hari Wendi selanjutnya semakin buruk. Ia bahkan tidak berminat belajar untuk menghadapi Ujian Nasional. Tidak heran jika akhirnya Wendi tidak lulus dan harus mengulang lagi pelajaran  kelas 12. Namun hal itu berarti tidak dipungkiri lagi,  takdir telah menemukan jalannya. Wendi sekarang sekelas dengan Selma.
Pertama kali bertemu di kelas, Selma langsung teringat kejadian beberapa bulan yang lalu. Ia merasa bersalah karena menjadi penyebab Wendi tinggal kelas. Semakin hari perasaan bersalah itu semakin menjadi-jadi di hati Selma. Wendi tidak mau kalah, ia pun berubah sikap setelah menyadari ia kini sekelas dengan Selma. Gairahnya kembali bersinar. Ia merasa beruntung karena tidak lulus sekolah.
“Kamu kapan lulusnya si Nak?” Tanya Emak Wendi.
“Pasti Mak tahun depan pasti lulus. Wendi akan berusaha.”
Terngiang janji Wendi pada ibunya sesaat setelah membuka amplop ketidak lulusannya. Wendi juga teringat kata-kata penolakan Selma, Selma tuh ngak punya alasan buat nerima kak Wendi. “Yah alasan. Selma benar, ia hanya butuh alasan buat menerimaku.”Bisiknya dalam hati.
Kini, semangat Wendi telah kembali. Ia tak ceroboh lagi dengan asal tembak. Kini Wendi punya strategi. Ia jadi sosok humoris bagi Selma. Ia sering komunikasi dengannya, mendengarkan ceritanya, bertanya tentang dirinya, melindunginya, membantunya sebisa-bisa dan hal-hal lainnya yang menyenangkan Selma. Sepulang sekolah, Wendi pun membantu ayahnya menarik becak. Ia pikir menarik becak akan membuat tubuhnya atletis kayak Ade Ray.
Setelah beberapa bulan melakukan pendekatan, kini saatnya Wendi memanen hasilnya. Ia akan menembak Selma di hadapan teman-temannya sekali lagi.
“Kamu tahu kan dari dulu gue suka sama kamu. Jagi gimana nih, mau ngak jadi pacarku?”

Suasana hening, teman-teman kelas bersiap tertawa ngakak. Wendi menunggu jawaban dari Selma. *** 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NASKAH DRAMA LUMPUR KEMISKINAN

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DRAMA “MONUMEN” KARYA INDRA TRANGGONO

UNSUR INTRINSIK DRAMA IBLIS KARYA MOHAMMAD DIPONEGORO